Bird Anime

animasi blog

Minggu, 06 Juli 2014

Pria Metroseksual, Wajar kah?



Fenomena Women-Oriented Men di kalangan Mahasiswa
Fenomena Women-Oriented Men atau biasa dikenal dengan Pria Metroseksual telah berkembang secara global dan kian nyata, ikon – ikonnya antara lain adalah David Beckham, Leonardo diCaprio, hingga di Indonesia seperti Ferry Salim.
Tidak hanya berkembang di kalangan artis dunia, fenomena ini sedikit demi sedikit telah mulai menjalar dan menjangkit di kalangan Mahasiswa, karena dibawa dan dipelopori oleh para icon-icon dunia saat ini, tidak sulit fenomena ini ‘menempel’ di lingkungan Mahasiswa, sekarang tidak sulit kita mencari para mahasiswa yang telah dilanda fenomena ini, sebagai contoh dilingkungan kampus kita Universitas Gunadarma, dari setiap lalu lalang para mahasiswa setiap harinya tidak jarang kita melihat mahasiswa yang memiliki penampilan yang ‘berbeda’ dengan mahasiswa lainnya (tidak sulit kita membedakan, karena jelas terlihat  berbeda), mahasiswa ini senang mempersolek dirinya, meski laki-laki mahasiswa ini tidak kalah mempesonanya dari mahasiswi perempuan.
Pria metroseksual atau women-oriented men , secara lebih jauh dapat dijelaskan bahwa  pria metroseksual dideskripsikan sebagai laki-laki yang cinta setengah mati tak hanya terhadap dirinya, tetapi juga gaya hidup kota besar yang dijalaninya. Pria metroseksual juga di gambarkan sebagai sosok yang normal atau straight, sensitif dan terdidik hanya saja mereka lebih mengedepankan sisi feminim nya. Biasanya pria ini berasal dari kalangan yang ‘have’ atau orang yang mempunyai kondisi keuangan yang baik, sebagai penunjang kebutuhan hidup yang dijalaninya.
Beberapa ciri pria metroseksual diantaranya yaitu (1) pada umumnya hidup dan tinggal di kota besar di mana hal ini tentu saja berkaitan dengan kesempatan akses informasi, pergaulan dan gaya hidup yang dijalani dan secara jelas akan mempengaruhi keberadaan mereka, (2) berasal dari kalangan berada dan memiliki banyak uang karena banyaknya materi yang dibutuhkan sebagai penunjang gaya hidup yang dijalani, (3)memiliki gaya hidup urban dan hedonis, (4)secara intens mengikuti perkembangan fesyen dimajalah-majalah mode pria agar dapat mengetahui perkembangan fesyen terakhir yang mudah diikuti, dan (5) umumnya memiliki penampilan yang klimis, dandy  dan sangat memperhatikan penampilan serta perawatan tubuh.

Pro-kontra keberadaan fenomena ini khususnya dikalangan remaja mahasiswa, memunculkan banyak opini dan pendapat oleh orang – orang disekelilingnya, ada yang beranggapan bahwa gaya hidup ini merupakan pengaruh dari hidup feminisme yang jika melanda kaum pria akan memunculkan kaum pria yang feminim jika dibiarkan maka bukan tidak mungkin fenomena ini menjadi sumber dari munculnya kaum transgender, namun dari beberapa pendapat yang kontra akan hadirnya fenomena ini dikalangan remaja kita saat ini tidak sedikit yang menyatakan kesetujuannya terhadap gaya hidup seperti ini, mereka yang setuju akan hal ini beranggapan bahwa pria yang merawat tubuhnya jauh lebih menarik ketimbang pria yang biasa biasa saja, karena kebiasaan yang dijalaninya pria ini cenderung lebih rapih, lebih harum dan lebih menarik karena hal inilah tidak sedikit membuat kaum wanita lebih nyaman berada disisinya, pendapat lain mengatakan hadirnya fenomena ini sah sah saja asal tidak terlalu dijalani secara berlebihan dan mengganggu, mengganggu disini maksudnya mengganggu ketentraman keuangan, karena tidak ada larangan untuk kaum pria mempersolek dirinya.
Baik buruknya fenomena ini tergantung dari kita yang menanggapinya, karena yang mengerti diri kita adalah kita sendiri..
Semoga kita lebih bijak dalam menilai dan menerima budaya baru yang masuk dalam tatanan kehidupan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar