Fenomena Women-Oriented
Men di kalangan Mahasiswa
Fenomena Women-Oriented Men atau biasa dikenal dengan Pria
Metroseksual telah berkembang secara global dan kian nyata, ikon – ikonnya
antara lain adalah David Beckham, Leonardo diCaprio, hingga di Indonesia
seperti Ferry Salim.
Tidak hanya berkembang di kalangan artis dunia, fenomena ini
sedikit demi sedikit telah mulai menjalar dan menjangkit di kalangan Mahasiswa,
karena dibawa dan dipelopori oleh para icon-icon dunia saat ini, tidak sulit
fenomena ini ‘menempel’ di lingkungan Mahasiswa, sekarang tidak sulit kita
mencari para mahasiswa yang telah dilanda fenomena ini, sebagai contoh dilingkungan
kampus kita Universitas Gunadarma, dari setiap lalu lalang para mahasiswa
setiap harinya tidak jarang kita melihat mahasiswa yang memiliki penampilan
yang ‘berbeda’ dengan mahasiswa lainnya (tidak sulit kita membedakan, karena
jelas terlihat berbeda), mahasiswa ini
senang mempersolek dirinya, meski laki-laki mahasiswa ini tidak kalah
mempesonanya dari mahasiswi perempuan.
Pria metroseksual atau women-oriented
men , secara lebih jauh dapat dijelaskan bahwa pria metroseksual dideskripsikan sebagai
laki-laki yang cinta setengah mati tak hanya terhadap dirinya, tetapi juga gaya
hidup kota besar yang dijalaninya. Pria metroseksual juga di gambarkan sebagai
sosok yang normal atau straight, sensitif dan terdidik hanya saja mereka lebih
mengedepankan sisi feminim nya. Biasanya pria ini berasal dari kalangan yang
‘have’ atau orang yang mempunyai kondisi keuangan yang baik, sebagai penunjang
kebutuhan hidup yang dijalaninya.
Beberapa ciri pria
metroseksual diantaranya yaitu (1) pada umumnya hidup dan tinggal di kota besar
di mana hal ini tentu saja berkaitan dengan kesempatan akses informasi,
pergaulan dan gaya hidup yang dijalani dan secara jelas akan mempengaruhi
keberadaan mereka, (2) berasal dari kalangan berada dan memiliki banyak uang
karena banyaknya materi yang dibutuhkan sebagai penunjang gaya hidup yang
dijalani, (3)memiliki gaya hidup urban dan hedonis, (4)secara intens mengikuti
perkembangan fesyen dimajalah-majalah mode pria agar dapat mengetahui
perkembangan fesyen terakhir yang mudah diikuti, dan (5) umumnya memiliki
penampilan yang klimis, dandy
dan sangat memperhatikan penampilan serta perawatan tubuh.
Pro-kontra keberadaan
fenomena ini khususnya dikalangan remaja mahasiswa, memunculkan banyak opini
dan pendapat oleh orang – orang disekelilingnya, ada yang beranggapan bahwa
gaya hidup ini merupakan pengaruh dari hidup feminisme yang jika melanda kaum pria
akan memunculkan kaum pria yang feminim jika dibiarkan maka bukan tidak mungkin
fenomena ini menjadi sumber dari munculnya kaum transgender, namun dari
beberapa pendapat yang kontra akan hadirnya fenomena ini dikalangan remaja kita
saat ini tidak sedikit yang menyatakan kesetujuannya terhadap gaya hidup
seperti ini, mereka yang setuju akan hal ini beranggapan bahwa pria yang
merawat tubuhnya jauh lebih menarik ketimbang pria yang biasa biasa saja,
karena kebiasaan yang dijalaninya pria ini cenderung lebih rapih, lebih harum
dan lebih menarik karena hal inilah tidak sedikit membuat kaum wanita lebih
nyaman berada disisinya, pendapat lain mengatakan hadirnya fenomena ini sah sah
saja asal tidak terlalu dijalani secara berlebihan dan mengganggu, mengganggu disini
maksudnya mengganggu ketentraman keuangan, karena tidak ada larangan untuk kaum
pria mempersolek dirinya.
Baik buruknya
fenomena ini tergantung dari kita yang menanggapinya, karena yang mengerti diri
kita adalah kita sendiri..
Semoga kita lebih
bijak dalam menilai dan menerima budaya baru yang masuk dalam tatanan kehidupan
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar