Setelah Elpiji ukuran 3 Kg, yang harganya meroket, kini kembali saudara dekatnya yang unjuk harga, yah Gas Elpiji berukuran 12 Kg juga tengah naik.
Bahkan di Nanggroe Aceh Darusalam sana harga Elpiji ukuran 12 Kg mencapai harga Rp. 125.000, sungguh fantastis bukan ?
di tengah harga bahan pokok yang melambung, mencekik si miskin yang kelaparan, kini untuk memasakpun harus dengan mengorbankan harga yang melangit bahkan takkan bisa di jangkau oleh masyarakat kelas bawah.
"dapetin beras satu kilo aja harus banting tulang, sekarang harus cari cara lain lagi buat masaknya, mau apa lagi ulah pemerintah ini", ujar pak Salim selesai memberikan satu kantung beras pada istrinya sehabis pulang mengojeg siang itu, "dulu kita di suruh beralih dari kayu bakar ke Gas Elpiji, sekarang malah di giniin orang kecil kaya kami cuma tinggal nunggu mati kelaparan saja mungkin" tambahnya.
Yah, itulah problematika bangsa ini belakangan yang kita tahu, setelah naiknya harga bensin dari Rp.4.500,- menjadi Rp.6.500,- kini di susul dengan harga Gas yang kembali meroket
"Kami mengambil langkah menaikkan harga Gas, atas dasar kerugian yang kami alami" ujar humas dari PT. Pertamina, selaku pengelola bahan bakar minyak dan gas.
Pertamina mengklaim bahwa pihaknya mengalami kerugian hingga Triliunan rupiah akibat harga Gas yang melambung di pasaran internasional, juga nilai tukar rupiah terhadap dollar yang kian hari kian melemah juga memperparah keadaan harga gas nasional.
Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam melihat Rakyatnya yang kesulitan seperti ini, langkah perundinganpun telah dilaksanakan, dan banyak pihak yang mengaku tidak setuju dengan tindakan PT Pertamina menaikan harga Gas.
yaa kita tunggu saja hasil kesepakatannya nanti, mudah mudahan mencapai solusi yang tidak merugikan masyarakat, karena sudah terlalu banyak penderitaan yang dirasa rakyat sejauh ini, harapan kita semua semoga menemukan solusi terbaik untuk bangsa kita kedepan nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar